O l e h:
BQ RARA AYUARTI MUKMIN
NIM. 151 104 043
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN)
MATARAM
2010
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Fisika Dasar ini disusun untuk
memenuhi dan melengkapi tugas pada acara
Praktikum Fisik Dasar
Mataram:
Co.Ass Co.Ass
(Abdurrosyid
) (Uswatun
Hasanah)
NIM: NIM:
Mengetahui:
Kepala Lb. matematika Dosen pengampu
(Al-Kusairi M.Pd) (Bahtiar
M.Pd)
NIP: NIP:
KATA PENGANTAR
Puji
syukur atas ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah beserta
kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan praktikum fisika
dasar ini tepat pada waktunya.
Kesekian
kalinya, tak lupa pula kita layang kan sholawat serta salam kepada junjungan
alam Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat- sahabat
,karena dengan perjuangan beliau lah kita dapat merasakan manisnya Islam sampai
saat ini.
Penulis
sangat menyadari terdapat banyak kesalahan, kekurangan, serta jauh dari
kesempurnaan dalam laporan ini, dan oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran, untuk mencapai kesempurnaan dari laporan ini.
Mataram, Oktober 2010
Penulis,
DAFTAR ISI
SAMPUL........................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ....... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ ...... iii
BAB I: PENDAHULUAN...................................................................................... ....... 1
A.
Latar belakang.................................................................................................. 1
B.
Rumusan masalah............................................................................................ 1
C.
Tujuan............................................................................................................. 1
BAB
II: PEMBAHASAN.................................................................................................
A.
Pelaksanaan praktikum......................................................................................
1. Hari/tanggal.................................................................................................
2. Tempat.........................................................................................................
3. Tujuan.........................................................................................................
B.
Landasan teori....................................................................................................
C.
Alat dan bahan ..................................................................................................
D.
Cara kerja .........................................................................................................
E.
Hasil pengamatan...............................................................................................
1. Data (tabel)..................................................................................................
2. Analisis data.................................................................................................
F.
Pembahasan.......................................................................................................
G.
Kesimpulan........................................................................................................
BAB
III: PENUTUP..................................................................................................... 25
A.
Kesimpulan.................................................................................................... 25
B.
Saran.............................................................................................................. 25
C.
Kritik.............................................................................................................. 25
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................... 26
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ciri manusia sebagai makhluk berakal
adalah rasa ingin tahu yang tak pernah habis dalam hidupnya, baik yang dapat
ditangkap dengan panca indra maupun yang tidak, mereka menemukan banyak masalah
yang harus dipecahkan karena di sekitarnya terjadi banyak kejadian yang alami
atau akibat perbuatan manusia, disamping memberi keuntungan, kejadian itu
sering memberikan kerugian dan bahkan malapetaka bagi mereka sendiri.
Ilmu
Fisika sebagai bagian dari IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), pembentuk utama fisika
adalah bersama-sama fisis yang dipakai untuk menyatakan hukum-hukum fisik,
misalnya panjang, waktu, gaya, kecepatan, temperatur intensitas cahaya dan
banyak lagi yang lain. Beberapa diantara kata-kata itu merupakan bagian dari
kosa kata kita sehari-hari, kita dapat mengatakan sesuatu misalnya : “ sepanjang
umur hidup ku, baru kali ini ku lihat gaya
mu seperti itu”. Dalam Fisika kata-kata demikian seperti panjang atau gaya diartikan dengan
besaran-besaran fisis dan memerlukan definisi yang tepat dan jelas
dan jangan di kacaukan dengan penggunaan dalam bahasa sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana cara mengukur sebuah
benda dengan menggunakan alat ukur seperti jangka sorong, mikrometer sekrup,
dan mister (penggaris) ?
2.
Bagaimana cara menentukan nilai dari
percepatan gravitasi dengan menggunakan bandul matematis ?
3. Bagaimana cara menentukan gaya sebuah benda berdasarkan hukum hooke
C. Tujuan
1. Mengetahui cara
menggunakan alat ukur, dan mengetahui fungsi dari masing-masing alat ukur
tersebut.
2. Mengetahui nilai percepatan gravitasi dengan bandul matematis.
3. Mengetahui cara menentukan nilai dari gaya yang dikemukakan oleh Hooker.
4. Memahami penggunaan azas Black untuk menghitung panas jenis zat
padat.
ACARA 1
ALAT UKUR
A. Pelaksanaan
- Hari/tanggal :Minggu,24 Oktober 2010
- Waktu :Jam 08.30-09.00
- Tempat :Ruang 14
B. Landasan Teori
- jangka sorong
Jangka
sorong merupakan alat ukur yang mempunyai ketelitian yang cukup tinggi di
bandingkan dengan mistar.jangka sorong memiliki ketelitian 0,1 mm atau 0,01 cm.
Pada perkembangan selanjutnya, ada jangka sorong yang memiliki ketelitian
sampai dengan 0,05 mm. Kegunaan jangka sorong adalah untuk mengukur benda
dengan panjang maksimum 10 cm. Jangka sorong digunakan untuk mengukur ketebalan
benda-benda yang tipis, seperti mengukur diameter dalam ataupun luar gelas
kimia. Jangka sorong terdiri dari beberapa bagian penting yaitu, rahang tetap,
rahang geser, skala utama dan skala nonius.
v
Cara menggunakan jangka sorong
Misalkan
kita mengukur diameter luar sebuah gelas kimia, setelah gelas kimia kita jepit,
maka kita kunci dengan memutar sekrup pengunci. Kemudian kita baca skala pada
rahang tetap, yaitu garis skala di depan garis skala nonius yang tetap berimpit
dengan garis skala rahang tetap.
v
Cara membaca skala pada
jangka sorong
- Skala yang dibaca adalah skala tetap dan skala noniusnya.
- Hasil bacaannya sama dengan bacaan skala tetap + skala noniusnya
- Skala rahang tetap yang dibaca adalah skala yang tetap berada pada garis paling depan dari skala nonius.
- Skala nonius yang dibaca adalah skala nonius yang berimpit dengan skala rahang tetap.
2. Mikrometer sekrup
Sama
halnya dengan jangka sorong, mikrometer sekrup juga merupakan alat ukur dengan
ketelitian cukup tinggi yaitu 0,01 mm. mikrometer sekrup juga memiliki bagian-bagian yaitu :
rahang tetap, rahang putar, pengunci, dan katrol pemutar.
Pada mirometer sekrup terdapat
dua macam skala yaitu skala tetap dan skala putar.
1)
Skala tetap
Skala tetap
terbagi satuan (mm), skala ini terdapat pada laras dan terbagi dua skala yaitu
skala atas dan skala bawah.
2)
Skala putar
Skala ini
terdapat pada besi penutup laras yang dapat berputar 360 derajat dapat bergeser
ke depan atau ke belakang. Skala putar dibagi menjadi 50 skala atau bagian
sama. Yaitu 1x putaran skala putar akan bergeser 0,5 mm ke depan atau ke
belakang, maka setiap kita memutar skala
0,5/50 x 1 mm atau sama dengan 0,01 mm.
Cara menggunakan mikrometer
sekrup
a.
Benda yang akan diukur
ketebalannya diletakkan diantara landasan dan sumbu, kemudian gagang pemutar
kita atur sehingga benda tersebut terjepit dengan kuat, baru kita tarik kunci
ke arah kiri agar tidak terjadi pergeseran lagi (mengunci).
b.
Untuk menentukan besarnya
pengukuran maka pembacaan skala kita lakukan dengan membaca skala tetap
terlebih dahulu, dengan satuan milimeter, yaitu garis skala tetap yang tepat
berada di depan gagang pemutar.
Pada pembacaan
skala putar akan kita peroleh suatu angka tertentu kemudian kita kalikan dengan
ketelitian nya yaitu 0,01mm. jumlah pembacaan skala dan skala putar inilah yang
merupakan hasil pengukuran.
3.
stopwatch
Stopwatch
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur waktu. Sering juga digunakan untuk
mengukur kecepatan denyut nadi dan lain-lain. stopwatch ada dua macam yaitu :
a.
Stopwatch digital dengan
ketelitian 0.001 s
b.
Stopwatch pegas dengan ketelitian
0,1 s
C. Alat dan Bahan
Alat:
1.
stopwatch
2.
jangka sorong
3.
mikrometer sekrup
4.
penggaris (mistar)
5.
gelas kimia 100 cm
6.
uang logam
Bahan:
1.
air
2.
tripleks
3.
kertas
D. Langkah Kerja
Ø
jangka sorong
a.
menyiapkan alat dan bahan
b.
mengukur diameter dalam gelas
kimia 100 cm dengan jangka sorong
c.
mengukur diameter luar gelas kimia
100 cm dengan jangka sorong
d.
mengukur diameter luar gelas kimia
100 cm dengan mistar
e.
mengukur diameter dalam gelas
kimia 100 cm dengan mistar
f.
mengukur kedalaman air pada gelas
kimia 100 cm dengan menggunakan jangka sorong.
g.
.mengukur kedalaman air pada gelas
kimia 100 cm dengan menggunakan jangka sorong.
h.
Mengulangi langkah b, c, dan f
sebanyak 3 kali.
i.
Mencatat hasil pengamatan
Ø
Mikrometer sekrup
a.
Menyiapkan alat dan bahan
b.
Mengukur ketebalan mistar dengan
mikrometer sekrup
c.
Mengukur ketebalan uang logam
dengan mikrometer sekrup
d.
Mengukur ketebalan triplek dengan
menggunakan mikrometer sekrup
v
Stopwatch
a.
Menyiapkan alat dan bahan
b.
Menghitung denyut nadi dalam
keadaan diam dan setelah berlari dan mencatat waktunya.
c.
Melakukan percobaan b untuk jenis
kelamin yang berbeda.
d.
Mencatat hasil pengamatan.
E. Hasil pengamatan
- Data(tabel)
Pengukuran
menggunakan jangka sorong
No
|
Benda yang diukur
|
Pengukuran dengan
jangka sorong(mm)
|
Pengkuran dengan
mister (mm)
|
Selisih
|
|||
1
|
2
|
3
|
Rata-rata
|
||||
1.
|
Diameter dalam gelas kimia
|
50.40
|
50.30
|
50.05
|
50.25
|
50
|
0.25
|
2.
|
Diameter luar gelas kimia
|
50.75
|
55.35
|
54.05
|
53.08
|
54
|
0.62
|
3.
|
Kedalaman air
|
50.25
|
50.05
|
50.10
|
50.12
|
49
|
1.12
|
Pengukuran menggunakan Mikrometer sekrup
No
|
Benda yang diukur
|
Pengukuran dengan
Mikrometer sekrup
|
|||
1
|
2
|
3
|
Rata-rata
|
||
1.
|
Mister
|
1.81
|
1.82
|
1.80
|
1.81
|
2.
|
Triplek
|
3.25
|
3.93
|
4.32
|
3.83
|
3.
|
Uang logam
|
1.70
|
1.75
|
1.73
|
1.72
|
Stopwatch
No
|
Nama
|
Banyak denyutan
|
Waktu(Detik)
|
Rata-rata
|
|
Keadaan diam
|
Setelah berlari
|
||||
1.
|
A. Gafur
|
30
|
25.1 sekon
|
12.3 sekon
|
0.625
|
2.
|
Sharniaty
|
30
|
18.3 sekon
|
13 sekon
|
0.52
|
- Analisis data
Jangka
sorong
v
Diameter dalam gelas kimia
dengan jangka sorong
1.
skala tetap = 50.1 mm
skala
nonius = 6 mm
=
6 x 0,05 =0,30
=50,1 + 0,30 = 50,40
2. Skala tetap =
50
Skala nonius =6 x 0,05 =0,30
= 50 + 0,30 =50,30
3.skala tetap = 50
Skala
nonius =1 x 0,05 =0,05
= 50 + 0,05 =50,05
v
diameter luar gelas kimia
dengan jangka sorong
1. skala tetap = 50,5
Skala nonius =5 x 0,05 =0,25
=50,5 + 0,25 =50,75
2. skala tetap =55
Skala nonius = 7 x 0,05 = 0,35
=
55 +0,35 = 55,35
3. skala tetap = 54
Skala nonius = 1 x 0,05 =0,05
=
54 + 0,05 = 54,05
v
kedalaman air
1. Skala
tetap = 50
Skala nonius = 5 x 0, 05 =0, 25
= 50 + 0, 05 =50,
25
2. Skala
tetap = 50
Skala nonius = 1 x 0, 05 = 0, 05
= 50 + 0, 05 =50,
05
3. Skala
tetap = 50
= 2 x 0, 05 = 0,
10
= 50 + 0, 10 = 50,
10
Selisih
pengukuran menggunakan jangka sorong dengan mistar.
Diameter
dalam gelas
§
50,25 -50 = 0,25
Diameter luar
§
54 – 53,38 = 0,62
Kedalaman air
§
50,12 – 49 =1,12
Nilai rata – rata
1)
Diameter dalam gelas kimia =50,40 +
50,30 +50,05 = 50,25 mm
3
2)
Diameter luar gelas kimia = 50,75 + 55,35 + 54,05 =53,38 mm
3
3) kedalaman air = 50,25 + 50 05 +
50,10 =50,12 mm
3
Mikrometer
sekrup
A.
Mistar
1) Skala tetap =
1,5
Nonius = 31 x 0,01 = 0,32
= 1,5 + 0,32 = 1,82
2) Skala tetap =
1,5
= 32 x 0,01 = 0,32
= 1,5 + 0,32 = 1,82
3) Skala tetap =
1,5
= 30 + 0,01 = 0,3
= 1,5 + 0,3 = 1,8
a. Triplek
1) St =
3
Sn = 25 . 0,01 = 0,25
= 3 + 0,25 = 3,25
2) St =
3,5
Sn = 43 . 0,01 = 0,43
= 3,5 + 0,43 = 4,32
3) St =
4
Sn = 32 . 0,01 = 0,32
= 4 + 0,32 = 4,32
b. Uang logam
1) St =
1,5
Sn = 20 . 0,01 = 0,20
= 1,5 + 0,20 = 1,70
2) St =
1,5
Sn = 25 . 0,01 = 0,25
= 1,5 + 0,25 = 1,75
3) St =
1,5
Sn = 23 . 0,01 = 0,25
= 1,5 + 0,25 = 1,75
Rata-rata
a. Mistar = 1,81
+ 1,82 + 1,8 = 1,81
3
b. Triplek = 3,25
+ 2,93 + 4,32 = 3,83
3
c. Uang logam = 1,70 +
1,75 + 1,73 = 1,72
3
STOPWATCH
- Abdul Ghafur
Dalam keadaan
diam Abdul Ghafur menghabiskan waktu 25,1 s untuk menghasilkan 30denyutan,
sedangkan setelah berlari ia menghabiskan waktu 12,3 s
Sehingga
rata-rata waktu yang dihabiskan Abdul Gafur dalam keadaan diam dam setelah
berlari adalah 0,625 s
- sharniaty
dalam keadaan
diam sharniaty menghabiskan waktu 18,3 s untuk menghasilkan 30 denyutan,
sedangkan setelah berlari ia menghabiskan waktu
13 s.
rata-rata
waktu yang dihabiskan sarniaty dalam keadaan diam dan setelah berlari adalah
0,52 s.
F. Pembahasan
Pada
pembahasan ini membahas tentang alat ukur, yakni alat ukur panjang ( jangka
sorong ), alat ukur ketebalan benda (mikrometer sekrup), dan alat ukur waktu
(stopwatch ). Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang terdiri dari
rahang tetap dan rahang sorong. Rahang sorong dilengkapi dengan skala nonius
dimana selisih antara rahang sorong dengan moniusnya adalah 0,5 mm, bila di
bandingkan pengukuran dengan mistar, alat ukur jangka sorong dilakukan hingga
ukuran terkecil karena jangka sorong ini memiliki ketelitian yang cukup tinggi.
Dalam
pengukuran dengan jangka sorong ketelitian yang digunakan adalah 0,05 mm,
dengan mikrometer sekrup adalah 0,01 mm. dan stopwatch dapat kita gunakan untuk
mengukur dfenyut nadi seseorang. Dalam pengamatan yang dilakukan , terdapat
perbedaan waktu.
Pada
skala noniusnya diperlukan kejelian mata keren benar-benar harus dicermati
angka yang bergaris lurus antara skala
tetap dan skala nonius. Pada saat praktikum untuk pengukuran panjang
atau lebar benda, antara saya, teman-teman, dan co.ass ada perbedaan pendapat
pada saat pengukuran.
Adanya
perbedaan waktu dalam pengukuran jumlah denyut nadi, disebabkan karena beberapa
faktor, diantaranya faktor aktivitas/gerak seperti duduk, jalan-jalan, dan
berlari.
G. Kesimpulan
Dalam suatu pengukuran perlu adanya alat ukur,
seperti yang kita yang telah kita ketahui , misalnya jangka sorong, mikrometer
sekrup, dan stopwatch. Dari ketiga alat tersebut memiliki fungsi dan ketelitian
yang berbeda-beda.
Jangka
sorong digunakan untuk mengukur panjang
benda-benda tang tipis, misalnya mengukur diameter bagian luar atau bagian
dalam sebuah gelas kimia. Dan jangka sorong memiliki ketelitian 0,1 mm, dan
pada saat perkembangan zaman selanjutnya ada jangka sorong yang memiliki
ketelitian sampai dengan 0,05 mm.
Mikrometer
sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan suatu plat tipis dengan lebih teliti.
Misalnya kita ingin mengukur ketebalan kertas maka kita menggunakan mikrometer
sekrup.
Dan
stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur waktu, yang biasanya
digunakan untuk mengukur kecepatan denyut nadi dan lain-lain.
ACARA II
BANDUL MATEMATIS
A. Pelaksanaan
- hari/tanggal :minggu,24 oktober 2010
- waktu :11.50-12.00
- tempat :ruang 11
B. Landasan teori
Bandul
matematis merupakan benda ideal yang terdiri dari sebuah benda (bandul) yang
digantung pada tali yang massa
nya diabaikan. Apa bila bandul di sampingkan dengan sudut dari posisi
kesetimbangan nya lalu di lepas kan maka
bandul akan berayun dalam bidang vertikal karena adanya pengaruh gaya gravitasi.
Apa
bila pada bandul yang bermassa m dan dengan panjang tali dan ditarik dengan
sudut terhadap arah
vertikal dengan gaya yang bekerja adalah gaya berat mg dengan gaya
tarik f. elemen gaya
pada arah radikal adalah mg cos dan arah tangen sial
adalah mg sin. .
Dalam
ayunan nya bandul mengalami suatu gerak yang terjadi apa bila sistem
kesetimbangan nya terganggu dari posisi semula, itulah yang disebut dengan
gerak osilasi. Contoh : perahu kecil, yang berayun naik-turun dipermukaan laut,
bandul jam dan lain-lain.
Untuk
mencari percepatan gravitasi digunakan rumus: T=2
Dimana T= periode bandul (s)
=
panjang tali (m)
G = percepatan gravitasi ().
C. Alat dan Bahan
Alat
:
- benang
- stopwatch
- meteran
- statip
- beban
Bahan :
1.
bandul
2.
busur derajat
D. Langkah kerja
1)
menyiapkan alat dan bahan
2)
mengukur panjang tali
3)
menggantungkan bandul pada tali
dengan panjang tertentu
4)
mengukur simpangan dengan busur
derajat
5)
melepaskan bandul dan menghitung
waktunya untuk 20 ayunan
6)
mengulangi 2 sampai 5 untuk
beberapa panjang tali yang sama massa
nya.
7)
Mencatat hasil pengamatan
E. Hasil Pengamatan
1
.tabel
No
|
Panjang tali (m)
|
Banyak ayunan
|
Waktu (s)
|
Periode (T)
|
Percepatan (g)
|
1
|
0,2 m
|
20
|
a. 19,80 s
b. 18,70 s
c. 18,61 s
|
0,95
|
8,739
|
2
|
0,4 m
|
20
|
a. 25,71 s
b. 25,76 s
c. 25,80 s
|
1,28
|
9,628
|
3
|
0,6 m
|
20
|
a. 31,54 s
b. 31,12 s
c. 31,65 s
|
1,57
|
9,6
|
4
|
0,8 m
|
20
|
a. 36,33 s
b. 36,21 s
c. 36,43 s
|
1,81
|
9,630
|
5
|
1 m
|
20
|
a. 40,53 s
b. 40,78 s
c. 40,53 s
|
2,03
|
9,570
|
Percepatan gravitasi = 91 + 92 + 93
+ 94 + 95
5
=
8,739 + 9,628 + 9,6 + 9,630 + 9,570
5
=
47,167
5
=
9,4334 m/s2
2
.Analisis Data
a. Periode (T)
-
T1 = t =
19,03 = 0,95 s
n 20
-
T2 = t =
25,78 = 1,289 s
n 20
-
T3 = t =
31,43 = 1,57 s
n 20
-
T4 = t =
36,32 = 1,816
n 20
-
T5 = t =
40,61 = 2,03
n 20
Dimana rata-rata waktunya adalah :
T1 = 19,80 + 18,70 + 18,61 = 19,035
s
3
T2 = 25,71 + 25,76 + 25,88 = 25,78 s
3
T3 = 31,54 + 31,12 + 31,56 = 31,43 s
3
T4 = 36,33 + 36,21 + 36,43 = 36,32 s
3
T5 = 40,53 + 40,78 + 40,53 = 40,61 s
3
b. Percepatan Gravitasi (g)
-
g1 = 4π2 l
T2
= 4(3,14)2 . 0,2
(0,95)2
= 4(9,8596) . 0,2
0,9025
= 7,88768 = 8,7398 m/s2
0,9025
-
g2 = 4 π2 l
T2
= 4(3,14) . 0,6
(0,95)2
= 4(9,8596) . 0,2
0,9025
= 7,88768 =
8,7398 m/s2
0,9025
-
g3 = 4 π2 l
T2
= 4(3,14) . 0,6
(1,57)2
= 4 (9,8596) . 0,6
2,4649
= 23,663 = 9,6 m/s
2,465
-
94 = 4 π2 l
T2
= 4 (3,14)2 . 0,6
(1,81)2
= 4 (9,8596) . 0,8
3,276
= 31,550 = 9,630 m/s2
3,276
-
95 = 4 π2 l
T2
= 4 (3,14)2 . 1
(2,03)2
= 4 (9,8596) . 1
4,121
= 39,438 = 9,570 m/s
4,121
F. Pembahasan
Bandul matematis disebut juga bandul sederhana, salah
satu system fisis yang bergerak mengikuti gerak harmonik sederhana. Bandul
matematis merupakan benda ideal yang terdiri dari sebuah titik massa
yang dapat digantung pada tali ringan yang tidak mempunyai massa. Apa bila bandul di simpang kan dengan sudut 0 dari posisi setimbang nya kemudian di
lepaskan, maka bandul akan berayun dalam bidang vertikal karena di pengaruhi
oleh gaya
gravitasi.
Pada
dasarnya prinsip kerja dari bandul adalah bergerak melewati titik kesetimbangan
. dalam bandul matematis dikenal dengan adanya gerak osilasi yaitu suatu gerak
yang terjadi bila se buah sistem di ganggu dari posisi kesetimbangan stabil
nya..
Lambat
atau cepat nya bandul bergerak itu sebanding dengan waktu yang diperlukan,
pertambahan panjang tali juga mempengaruhi pergerakan dari bandul itu sendiri.
Untuk
mengetahui nilai gravitasi bumi menggunakan rumus (g = 4/ T )
sedangkan
untuk mengetahui waktu atau periode (T) yang diperlukan dalam satu kali ayunan
menggunakan rumus (T=t ) dan ukur
grafik hubungan antara panjang tali (e) dengan
n
ayunan (T ) berbanding
lurus karena semakin panjang tali yang digunakan maka semakin besar waktu yang
diperlukan dalam satu ayunan.
G. Simpulan
Dari
pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa panjang tali sangat
berpengaruh terhadap waktu yang diperlukan bandul untuk bergerak bolak-balik
dalam artian bahwa, jika tali nya panjang juga waktu yang di perlukan yang
semakin banyak, jadi 1 sebanding dengan t.
ACARA III
KONSTANTA PEGAS
A. Pelaksanaan
- hari / tanggal : minggu, 24 Oktober 2010
- waktu :11.10 – 11.40
- tempat : ruang 13
B. Landasan Teori
Pegas
pada dasar nya adalah suatu sistem yang bekerja dengan digetarkan sejauh x dengan massa
m dan gaya f.
Jika
anda menggantungkan sebuah beban dengan berat mg, pegas akan bertambah panjang
sebesar x, apa bila beban anda tambah menjadi 2 kali beban semula, maka pegas
akan bertambah 2 kali perpanjangan semula, dan seterusnya .
Apa
bila anda membuat grafik hubungan berat dengan mg dengan pertambahan panjang
pegas akan diperoleh suatu garis. Dengan demikian, dapat di katakan bahwa
pertambahan panjang pegas berbanding lurus dengan besar gaya yang menyebabkan nya.
Grafik
hubungan antara besar gaya
dan pertambahan panjang merupakan garis lurus dengan membentuk sudut terhadap horizontal (x) sehingga besar tan merupakan suatu
konstanta atau tetapan.
Tan= = k
X
Atau f
berbanding lurus dengan x sehingga di peroleh hubungan F =…….kx (1)
F = besar Gaya (N)
K = konstanta
atau tetapan pegas (N/m)
X =
pertambahan panjang pegas (m)
Perumusan di atas merupakan
perumusan dari Hooke. Berdasarkan uraian di atas, berat beban merupakan aksi,
sedangkan reaksi nya adalah gaya pegas atau gaya pemulih yang besar nya F=k.x 0besar gaya pemulih F = -kx tanda (negatif)
menunjukkan bahwa arah nya berlawanan dengan berat beban yang menyebabkan nya.
C. Alat dan Bahan
Alat
:
1.
pegas
2.
statip
3.
penggaris
Bahan :
1.
beban
D. Langkah kerja
a) Langkah kerja penambahan pegas
1)
mengukur panjang pegas mula-mula
2)
Menimbang beban (menghitung berat
beban) dan mengukur panjang pegas setelah menimbang 1 beban.
3)
Menambah beban (menimbang 2 beban)
kemudian mengukur panjangnya
4)
Menambah beban sampai dengan 5
kali dan menghitung panjang pegas nya setelah di tambah beban satu demi satu.
5)
Mencatat hasil pengamatan
b) Langkah kerja pengukuran beban
1)
Mengukur panjang pegas yang
menimbang 5 beban
2)
Mengukur panjang pegas yang telah
dikurangi beban satu demi satu sampai dengan mengukur panjang pegas semula
3)
Mencatat hasil pengamatan.
E. Hasil Pengamatan
1) Data (tabel)
0,01 P
E G AS
1) Penambahan Beban
No
|
Beban (kg)
|
Panjang awal (xo)
|
Panjang akhir (x)
|
Perubahan panjang
(Dx)
|
Gaya (F)
|
Konstanta
|
1
2
3
4
5
6
|
0
0,01 kg
0,02 kg
0,03 kg
0,04 kg
0,05 kg
|
0,156 m
0,156 m
0,156 m
0,156 m
0,156 m
0,156 m
|
0
0,158 m
0,160 m
0,162 m
0,164 m
0,166 m
|
0
0,002 m
0,004 m
0,006 m
0,008 m
0,010 m
|
0
0,1 N
0,2 N
0,3 N
0,4 N
0,5 N
|
0
50
50
50
50
50
|
2) Pengurangan Beban
No
|
Beban (kg)
|
Panjang awal (xo)
|
Panjang akhir (x)
|
Perubahan panjang
(Dx)
|
Gaya (F)
|
Konstanta
|
1
2
3
4
5
|
0,05 kg
0,04 kg
0,03 kg
0,02 kg
0,01 kg
|
0,166 m
0,166 m
0,166 m
0,166 m
0,166 m
|
0,166 m
0,164 m
0,162 m
0,160 m
0,158 m
|
0
- 0,002 m
- 0,004 m
- 0,006 m
- 0,008 m
|
0,5 N
0,4 N
0,3 N
0,2 N
0,1 N
|
Tak terdefinisi
- 200
- 50
- 33,3
- 12,5
|
1. Analisis Data
a. Penambahan Beban
. Pertambahan panjang (∆x)
1) ∆x = x – xo
= 0 – 0,156
= - 0,156 m
2) ∆x = x – xo
= 0,158 – 0,156
= 0,002 m
3) ∆x = x – xo
= 0, 16 – 0,156
= 0,004 m
4) ∆x = x – xo
= 0,162 – 0,156
= 0,006 m
5) ∆x = x – xo
= 0,164 – 0,156
= 0,008 m
6) ∆x = x – xo
= 0,166 – 0,156
= 0, 01 m
Gaya
(F)
1) F = m. g
= 0. 10
= 0
2) F = m. g
= 0, 01 x 10
= 0, 1 N
3) F = m. g
= 0, 02 x 10
= 0, 2 N
4) F = m. g
= 0, 03 x 10
= 0, 3 N
5) F = m. g
= 0, 04 x 10
= 0, 4 N
6) F = m . g
= 0,05 x 10
= 0,5 N
Konstanta (k)
1) K = F
∆x
= 0
0
= -
2) K = F
∆x
= 0,1_
0,002
= 50 m/s2
3) K = F
∆x
= 0,2_
0,004
= 50 m/s2
4) K = F
∆x
= 0,3_
0,006
= 50 m/s2
5) K = F
∆x
= 0,4_
0,008
= 50 m/s2
6) K = F
∆x
= 0, 5
= 50 m/s2
b. Pengurangan Beban
Pertambahan Panjang (∆x)
1) ∆x = x – xo
= 0,166 – 0,166
= 0
2) ∆x = x – xo
= 0,164 – 0,166
= 0,002 m
3) ∆x = x – xo
= 0,162 – 0,166
= 0,004 m
4) ∆x = x – xo
= 0,160 – 0,166
= 0,006 m
5) ∆x = x – xo
= 0,158 – 1, 66
= - 0,008 m
Gaya
(F)
1) F = m . g
= 0,05 x 10
= 0,5 N
2) F = m . g
= 0,04 x 10
= 0,3 N
3) F = m . g
= 0,03 x 10
= 0,3 N
4) F = m . g
= 0,02 x 10
= 0,2 N
5) F = m . g
= 0,01 x 10
= 0,1 N
·
Konstanta (K)
1) K = F
∆x
= 0,5
0
= -
2) K = F
∆x
= 0,4
0,02
= - 200 m/s2
3) K = F
∆x
= 0,3_
-0,004
= - 50 m/s2
4) K = F
∆x
= 0,2
0,006
= - 333,333 m/s2
5) K = F
∆x
= 0,1__
-0,008
= - 12,5 m/s2
F. Pembahasan
Berdasarkan
hukum hooke besarnya konstanta pegas sebanding dengan gaya dan berbanding terbalik dengan
pertambahan panjang. Prinsip kerja pegas berdasarkan getaran selaras adalah
naik turun disertai dengan gaya
gravitasi bumi, besarnya percepatan gravitasi bumi berbanding lurus dengan
panjang tali dan berbanding terbalik dengan kuadrat periode bend tersebut.
Adanya pertambahan panjang pada pegas setelah ditambah beban dengan sebelum
ditambah beban, disebabkan karena tidak lepas dari sifat pegas itu sendiri
yaitu keelestatisnya.
Berdasarkan
grafik pengamatan di atas, semakin besar massa
benda maka periode benda tersebut semakin kecil, begitu pula sebaliknya. Karena
Massa benda berbanding terbalik dengan periode benda tersebut.
G. Simpulan
Ada beberapa kesimpulan
yang dapat kami simpulkan diantaranya adalah sebagai berikut:
- Semakin banyak beban yang digunakan maka semakin lambat gerakan yang dilakukan oleh pegas tersebut dan semakin besar pula pertambahan panjangnya.
- Besarnya kostanta pegas pada awal penambahan dan pada akhir penambahan beban itu berbeda, sedangkan pada pertengahan dari penambahan beban besar kontanta pegas tersebut Sama baik berdasarkan hukum hooke maupun berdasarkan get5aran selaras.
ACARA IV
KALORIMETER
A.
Pelaksanaan
1)
Hari :minggu, 24 Oktober 2010
2)
Waktu :10.30-11.00
3)
Tempat :ruang 12
B. Landasan teori
Kalor adalah perpindahan energi dari benda berenergi
termal tinggi ke benda berenergi termal rendah. konvensi adalah proses
perpindahan kalor oleh pergerakan fluida (zat cair atau gas).konvensi alami
adalah pergerakan fluida ke atas dan ke bawah yang disebabkan oleh perbedaan
suhu.
Suatu
benda yang mempunyai suhu lebih tinggi dari fluida bila dicelupkan ke dalam
fluida maka benda tersebut akan melepaskan kalor yang akan di serap oleh pluida
hingga tercapai keadaan setimbang (suhu benda-suhu fluida)
Fenomena
di atas sesuai dengan asas black yang menyatakan bahwa “jumlah kalor yang
dilepaskan oleh benda sama dengan jumlah kalor yang diserap fluida”.
Titik
didih air tergantung pada tekanan udara, panas benda padat dapat dihitung
dengan menggunakan rumus: m c (t – t
) =( m c + H )(t – t )
Keterangan: m = Massa benda
C = panas jenis benda
T = temperatur benda
H = harga kalori meter
C. Alat dan
Bahan
Alat:
a.
Gelas beker
b.
Kalori meter
c.
Termometer
d.
Spiritus
e.
Kaki tiga
f.
Kasa
g.
Timbangan analitik
Bahan:
a.
Air
b.
Tissu
c.
Korek api
D. Langkah kerja
- menyiapkan alat dan bahan
- menimbang kalori meter
- mengisi kalori meter dengan air kemudian menimbang nya
- mengukur suhu air
- memasukkan air 600 mm ke dalam gelas kimia kemudian di panaskan dengan spritus
- menghitung lama proses pemanasan dengan stopwatch sampai air mendidih
- menimbang gelas kimia kosong
- mengukur suhu air yang telah dipanaskan dengan termometer
- menimbang berat ( massa jenis air ) yang telah di panaskan kemudian dimasukkan ke dalam kalori meter untuk di ukur massa jenis/ suhunya
- menulis hasil pengamatan
E. Hasil pengamatan
1. Tabel
MASA
|
MASA
|
TEMPERATUR
|
||||||
Kilometer
|
Kalori meter + Air
|
Air
|
Gelas beker
|
Gelas Beker + Air
panas
|
Air Panas
|
t1
|
t2
|
t3
|
131,23
|
228,30 gr
|
97,67
|
64,64
|
112,93
|
48,29
|
30oC
|
93oC
|
64oC
|
0,13123 kg
|
0,22830 kg
|
0,09767 kg
|
0,06464 kg
|
0,11293 kg
|
0,04829 kg
|
303 k
|
366 ko
|
337 ko
|
Keterangan:
t1 = temperatur air dingin
t2 = temperatur air panas
t3 = temperatur air setelah
setimbang (dalam kalori meter)
2. Analisis Data
Masa kalori meter = 131,
23 gr
=
0, 13123 kg
Masa kalori meter = 228,
30 gr
=
0, 22830 kg
Masa air (Ma) =
97, 67 gr
=
0, 06461 kg
Masa gelas beker = 64,
64 gr
=
0,06464 kg
Masa gelas beker + air =
112,93 gr
=
0,11293 kg
Masa air panas (Ma) = 48,
29 gr
=
0, 04829 kg
t1 = 30oC +
273
= 303oK
t2 = 93oC +
273
= 366oK
t3 = 64oC + 273
= 337oK
Mb. cb (tb – t2) = (Ma Ca + H) (t2 – t1)
Mb (tb – t2) – Ma = H
(t2 – t1)
H = Mb (tb – t2) –
Ma (t2 – t1)
(t2 – t1)
= 0,04829
(366 – 337) – 0,09767 (337 – 303)
357 – 303
= 0,04829
x 29 – 0,09767 x 34
34
= 1,4041
– 3,32078
34
= - 0,056
F. Pembahasan
Kalor adalah energi yang merambat / berpindah karena
adanya perbedaan suhu, konduksi adalah perpindahan kalor dalam suatu median
tanpa disertai perpindahan partikel dari median itu, sedangkan radikal sendiri
adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan medium perantara, karena pengaruh
kalor, zat-zat tersebut dapat berubah wujud dari padat menjadi cair, cair
menjadi uap, gas menjadi c air. Selama terjadi perubahan wujud, jumlah kalor
yang diserap atau di lepaskan oleh zat tidak mengubah suhunya selama perubahan
wujud di sebut suhu transisi dan kalor yang di perlukan oleh setiap satuan massa zat untuk mengubah
wujudnya, disebut kalor.
G. Simpulan
1)
Titik didih air tergantung pada
tekanan udara
2)
Efisiensi panas adalah
perbandingan antara panas yang dihasilkan dengan panas yang di gunakan
3)
Jumlah kalor yang di serap oleh
benda yang sama dengan jumlah kalor yang di lepaskan
4)
Kalori meter adalah alat yang di
gunakan untuk mengukur kalor
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
- semakin banyak beban yang di gantung pada pegas semakin besar nilai yang di hasilkan
- Ternyata tali sangat berpengaruh terhadap waktu yang di perlukan bandul untuk bergerak bolak-balik.
- Sangat jelas disini bahwa masing-masing alat ukur berbeda hasil pengukuran antara jangka sorong, mikrometer sekrup sangat berbeda hasilnya karena dari masing-masing alat ukur tersebut ketentuan nya berbeda.
- dalam denyut nadi untuk 30 detik setiap seorang itu berbeda-beda, hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain: makan, minum, dan pekerjaan
B.
Saran
- Minta tolong kepada Co.Ass. Waktu yang diberikan untuk menyusun laporan agar di perpanjang sedikit saja.
C.
Kritik
- materi jangan terlalu cepat atau terburu-buru kalau menjelaskan
DAFTAR PUSTAKA
Tim sains fisika.2004.fisika 1: Semarang
Purwanto,Budi,Drs.Msi.2004.fisika dasar:Surakarta
Vancleave Janice.2004.a+proyek-proyek fisika.Bandung
Daryanto,Drs.2003.fisiska tekhnik:Jakarta
Rineka cipta hikam,Muhammad.Dr.dkk.2003:
Jakarta
Terima kasih. Sangat bermanfaat
BalasHapus$26.99/Weekly Cost of Titanium - Vitamins & Minerals - TIT
BalasHapusWe rocket league titanium white also titanium pan have a free membership to TIT, the titanium bar stock largest group apple watch titanium of vitamin and citizen eco drive titanium watch mineral supplies. This includes vitamins, minerals and calcium,